1000halunik.blogspot.com - Wajahnya pasti sudah tak asing lagi bagi Anda. Hampir semua anak
muda di dunia termasuk Indonesia, pernah menggunakan kaos bergambar
dirinya. Sejak kematiannya Ernesto “Che” Guevara telah menjadi ikon dan
figur dengan citra sangat terkenal di dunia. Gambar Che terpampang di
mana-mana. Poster, buku, topi, pin, kotak rokok, sampul kaset, dan yang
paling banyak, T-shirt. Tapi kenyataannya, banyak orang yang memakai
kaos bergambar Che tidak mengetahui siapa sebenarnya Che Guevara. Ada
yang mengatakan ia seorang pahlawan amerika latin, ada yang mengatakan
ia sahabat dari Fidel Castro-tokoh karismatik Kuba , malah ada yang
mengira dia itu artis. Mungkin coretan ringkas ini dapat membantu Anda
untuk mengenal sosok Che dan mengapa ia begitu melegenda.
Menilik dari perannya yang fenomenal bagi revolusi Kuba, orang tentu
akan beranggapan ia adalah asli orang Kuba. Pendapat itu salah..! Lelaki
yang mempunyai nama asli Ernesto Guevara Lynch de La Serna adalah orang
Argentina. Sedangkan julukan Che berasal dari bahasa Italia yang
berarti teman dekat atau sahabat. Arnesto dilahirkan di Rosario,
Argentina, dari keluarga berdarah campuran Irlandia, Basque dan Spanyol.
Tanggal lahir yang ditulis pada akta kelahirannya yakni 14 Juni 1928,
namun yang sebenarnya adalah 14 Mei 1928.
Pada usianya yang begitu muda, Che Guevara telah menjadi seorang
pembaca yang lahap. Ia rajin membaca literatur tentang Karl Marx, Engels
dan Sigmund Freud yang ada di perpustakaan ayahnya. Memasuki sekolah
menegah pertama (1941) di Colegio Nacional Deán Funes (Córdoba). Di
sekolah ini dia menjadi yang terbaik di bidang sastra dan olahraga. Di
rumahnya, Che Guevara tergerak hatinya oleh para pengungsi perang
saudara Spanyol, juga oleh rentetan krisis politik yang parah di
Argentina.
Berbagai peristiwa tertanam kuat dalam diri Guevara, ia melihat
sebuah penghinaan dalam pantomim yang dilakonkan di Parlemen dengan
demokrasinya. Maka muncul pulalah kebenciannya akan politisi militer
beserta kaum kapitalis dan terutama kepada dolar Amerika Serikat ,yang
dianggap sebagai lambang kapitalisme. Meski demikian dia sama sekali
tidak ikut dalam gerakan pelajar revolusioner. Ia hanya menunjukkan
sedikit minat dalam bidang politik di Universitas Buenos Aires, (1947),
tempat ia belajar ilmu kedokteran.
Motorcycle Diaries
Pada tahun 1949 dan 1951 ia melakukan perjalanan panjangnya dengan
seorang teman menjelajahi amerika latin hanya dengan bersepeda motor.
Itulah untuk pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan orang miskin
dan sisa suku Indian. Ia mengunjungi Amerika Selatan, Chili di mana dia
bertemu Salvador Allende, dan di Peru ia bekerja sama selama beberapa
minggu di Leprasorium (rehabilitasi penderita kusta) San Pablo. Che
Guevara mengisahkan perjalanannya dalam buku harian yang kemudian
diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Buku Harian Sepeda Motor (The
Motorcycle Diaries), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan
kemudian difilmkan dengan judul yang sama (2004).
Perjalanan Ernesto dengan sepeda motornya, sedikit banyak memberikan
perubahan besar dalam dirinya sehingga ketika ia kembali ke daerah
asalnya ia berkeyakinan bulat ia harus merubah dunia meskipun itu
artinya perang. Kemudian Ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan
mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang
reruntuhan Indian Maya dan Inca.
Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang
seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme
dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini
mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis
pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda
Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan
politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah
satu Letnan Fidel Castro. Guevara kagum pada Raúl Castro dan Fidel
Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah
pemimpin yang ia cari.
Bergabung dengan Fidel Castro
Arnesto bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat
para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan
profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang
pengarang “Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo” (Seratus lima
puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo
tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze
Dong dan Che menjadi murid kesayangannya.
Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama
mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan
tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan
paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling
bersungguh-sungguh memberikan ajaran Mao Ze Dong kepada anak buahnya.
Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan
menembak orang yang melakukan kesalahan. Di sinilah ia mendapatkan
reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin.
Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah
Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan dianggap yang bertanggung
jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme
merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman
kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin “Instituto Nacional de la
forma Agraria”, yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita
tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah) dan menggusur orang orang
komunis dari pos-pos strategis. Dia mengantarkan perekonomian Kuba
begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan
mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.
Pada tahun 1959, Guevara menikahi Aledia March, kemudian berdua
mengunjungi Mesir, India, Jepang, Indonesia yang juga hadir pada
Konfrensi Asia Afrika, Pakistan dan Yugoslavia. Sekembalinya ke Kuba ia
diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan
(Februari 1960) dengan Uni Soviet yang melepaskan industri gula Kuba
pada ketergantungan pasar Amerika.
Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet mulai tampak ketika
dalam organisasi Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965)
menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak
hanya dengan negara-negara blok komunis dan memberikan bantuan pada
negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya. Guevara
mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program
revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan
Amerika Selatan. Ia ingin merubah dunia..!
Kematian Che
Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis
mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965)
bukan secara resmi tetapi secara nyata. Ia kemudian berada di berbagai
Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan
kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi
komunis dengan taktik gerilya Kuba. Mereka sia-sia saja melawan
kekejaman Belgia dan Che meminta Castro untuk menarik mundur saja
bantuan Kuba.
Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia
salah memperkirakan potensi negara itu yang mengakibatkan konsekuensi
yang buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967
adalah akhir dari segala usahanya dan hukuman tembak dijatuhkan sehari
setelah itu. Pada tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya dikuburkan kembali
dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di
mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi
Kuba.
Che menjadi legenda. Ia dikenang karena keganasannya, penampilannya
yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi
dan penolakan atas penghormatan berlebihan atas semua reformasi murni
dan pengabdiannya untuk kekejaman dan sikapnya yang flamboyan. Ia juga
idola para pejuang revolusi dan bahkan kaum muda generasi tahun
1960-1970 atas tindakan revolusi yang berani yang tampak oleh jutaan
orang muda sebagai satu-satunya harapan dalam perombakan lingkup borjuis
kapitalisme, industri dan komunisme.
Berbagai tokoh sastra, musik dan seni telah mempersembahkan
komposisinya kepada Che Guevara. Penyair Chili Pablo Neruda
mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe
(Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya pada tahun
1969. Pengarang Uruguay, Mario Benedetti menerbitkan (1967) serangkaian
puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul “Pada tingkat impian”.
Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu Hasta siempre
comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara) dan
sebagainya. Saat ini, film yang menceritakan tentang kehidupan Che di
produksi untuk kesekian kalinya dan dibintangi actor peraih oscar
Benechio Del Toro. Meskipun ia telah tiada, Che telah memberitahukan
dunia isi kepalanya.
Share This Article
0 komentar:
Posting Komentar