1000halunik.blogspot.com - Sebuah kisah seram datang dari Jepang. Tentang sebuah puisi berjudul
"Tomino no Jigoku" atau Neraka Tomino, berisikan lirik-lirik mengerikan.
Jangan pernah membaca dengan suara lantang, cukup di dalam hati. Atau
kamu siap memanggil kematian datang menghampiri.
Kisah menyeramkan puisi Tomino berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu legenda urban. Ada sebuah cerita yang membuat kita semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini.
Kisah menyeramkan puisi Tomino berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu legenda urban. Ada sebuah cerita yang membuat kita semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini.
Tomino adalah seorang gadis kecil yang terlahir cacat. Ia menuliskan
puisi yang kemudian ditunjukkan kepada orang tuanya. Melihat isi puisi
Tomino yang menyeramkan, orang tuanya menghukum Tomino dengan
mengurungnya dalam gudang sempit dan tidak memberinya makan. Beberapa
hari kemudian, Tomino meninggal dengan tidak wajar.
Konon, semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari mulut ke mulut berkembang dan memperingatkan, jangan pernah membaca dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana.
Kemungkinan cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko "The Heart is Like a Rolling Stone" (心は転がる石のように). Di dalamnya memuat berbagai koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Nah, entah bagaimana sehingga puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.
Untuk sekadar tahu, inilah kutipan puisi Tomino berikut terjemahannya.
Konon, semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari mulut ke mulut berkembang dan memperingatkan, jangan pernah membaca dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana.
Kemungkinan cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko "The Heart is Like a Rolling Stone" (心は転がる石のように). Di dalamnya memuat berbagai koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Nah, entah bagaimana sehingga puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.
Untuk sekadar tahu, inilah kutipan puisi Tomino berikut terjemahannya.
Tomino no Jigoku
ane wa chi wo haku, imoto wa hihaku,
kawaii tomino wa tama wo haku
hitori jihoku ni ochiyuku tomino,
jigoku kurayami hana mo naki.
muchi de tataku wa tomino no aneka,
muchi no shubusa ga ki ni kakaru.
tatake yatataki yare tataka zutotemo,
mugen jigoku wa hitotsu michi.
kurai jigoku e anai wo tanomu,
kane no hitsu ni, uguisu ni.
kawa no fukuro ni yaikura hodoireyo,
mugen jigoku no tabishitaku.
haru ga kitesoru hayashi ni tani ni,
kurai jigoku tanina namagari.
kagoni yauguisu, kuruma ni yahitsuji,
kawaii tomino no me niya namida.
nakeyo, uguisu, hayashi no ame ni
imouto koishi to koe ga giri.
nakeba kodama ga jigoku ni hibiki,
kitsunebotan no hana ga saku.
jigoku nanayama nanatani meguru,
kawaii tomino no hitoritabi.
jigoku gozarabamo de kitetamore,
hari no oyama no tomebari wo.
akai tomehari date niwa sasanu,
kawaii tomino no mejirushini.
---------------------------------------------------------------------------------
Neraka Tomino
Kakak yang memuntahkan darah, adik yang meludahkan api
Tomino yang lucu meludahkan permata yang berharga
Tomino meninggal sendirian dan terjatuh ke dalam neraka
Neraka kegelapan, tanpa dihiasi bunga
Apakah itu kakak Tomino memegang cambuk?
Jumlah bekas luka berwarna merah sangatlah mengkhawatirkan
Dicambuk dan dipukul sangatlah mendebarkan,
Jalan menuju neraka yang kekal hanyalah salah satu cara
Mohon bimbingan ke dalam neraka kegelapan,
Dari domba emas, dan dari burung bulbul
Berapa banyak yang tersisa dari dalam bungkusan kulit,
Disiapkan untuk perjalanan tak berujung menuju neraka
Musim semi akan segera datang ke dalam hutan serta lembah,
Tujuh tingkat di dalam gelapnya lembah neraka
Dalam kandang burung bulbul, dalam gerobak domba,
Di Mata Tomino Yang Lucu Meneteskan airmata
tangisan burung bulbul, dibalik hujan dan badai
Menyuarakan cintamu untuk adik tersayangmu
Gema tangisanmu melolong melalui neraka,
serta darah memekarkan bunga merah
Melalui tujuh gunung dan lembah neraka,
Tomino yang lucu berjalan sendirian
Untuk menjemputmu ke neraka,
Duri-duri berkilauan dari atas gunung
menancapkan duri ke dalam daging yang segar,
Sebagai tanda untuk Tomino yang lucu
Share This Article
0 komentar:
Posting Komentar